Monday, September 17, 2012

Telaah PAI Aqidah Akhlaq (kelas: 4-6)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-Hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek akidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-Asma’ al-Husna. Aspek akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Fikih menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Aspek Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil Ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan dan me-review  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SD/MI, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 , tanggal 1 Agustus 2006, tentang Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.
B.     Tujuan Makalah
Pendidikan Aqidah Akhlak merupakan salah satu pendidikan agama islam yang diterapkan dalam intitusi pendidikan sebagai sarana mewujudkan tujuan pendidikan.
Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1). Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang men­yangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2). Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadan Tuhan YME; serta (3). Fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa Social Imitation (usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa Second Star of Individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun  merupakan masa Social Adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.
Pendidikan Aqidah Akhlak selama ini telah diterapkan lewat Pendidikan Agama Islam. Sesuai dengan peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtida’iyah, maka kurikulum pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtida’iyah harus sesuai dengan Standar Kompetensi yang ditentukan dimana pendidikan Aqidah Akhlak diharapkan mampu menciptakan individu yang tau akan akhlak dan budi pekerti yang baik serta dapat menerapkan akhlakul karimah di lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Standar Isi di Madrasah Ibtida’iyah materi Aqidah Akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang di standarisasi. Didalamnya dapat ditemukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Secara kronologis, sebagai awal acuan Standar Isi materi Aqidah Akhlak itu sendiri ada dasarnya terdapat dalam Permendiknas no 22 tahun 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut mengungkapkan bahwa satuan pendidikan Madrasah Ibtida’iyah salah satunya berkewajiban dan berhak untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
C.    Manfaat Makalah
1.      Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui tentang telaah penjelasan materi Aqidah Akhlak Madrasah Ibtida’iyah.
2.      Manfaat Praktis
a.       Manfaat Pembaca
Dengan adanya penjelasan mengenai telaah materi Aqidah Akhlak MI, akan memudahkan pembaca untuk memahami tentang telaah dan penjelasan materi Aqidah Akhlak.
b.      Manfaat Untuk Penulis
Penulis dapat mengerti tentang pentingnya penelaahan untuk memahami suatu materi ajar.
D.    Rumusan Masalah
a.       SK Kelas IV, Semester I & 2
1)      Bagaimana cara melafalkan dan mengenal Allah melalui kalimat tayyibah dan al-Asma’ al-Husna?
2)         Bagaimana cara mengenal dan mengimani kitab-kitab Allah?
3)         Bagaimana cara membiasakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari?
4)         Bagaimana cara menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-sehari?
5)         Bagaimana cara menghafalkan nama Rasul-rasul Allah?
b.      SK Kelas V, Semester I & 2.
1)         Bagaimana cara melafalkan dan mengenal Allah melalui kalimat tayyibah dan al-Asma’ al-Husna?
2)         Bagaimana contoh sikap yang menggambarkan beriman kepada hari akhir?
3)         Bagaimana cara membiasakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari?
4)         Bagaimana cara menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari?
c.       SK Kelas VI, Semester I & 2
1)         Bagaimana cara melafalkan dan mengenal Allah melalui kalimat tayyibah dan al-Asma’ al-Husna?
2)         Bagaimana cara mengenal takdir Allah?
3)         Bagaimana cara membiasakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari?
4)         Bagaimana cara menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari?
E.     Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri atas empat bab. Untuk mendapatkan gambaran yang  jelas serta mempermudah dalam pembahasan, secara global sistematika penulisan  makalah itu adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini dikemukakan latar belakang  masalah, rumusan masalah, tujuan makalah, manfaat makalah dan sistematika penulisan makalah.

Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan konseptualisasi yang terdiri dari:
Kelas IV Semester I
Standar Kompetensi:
1.      Memahami kalimat tayyibah (innalillahi wa innailaihi rajiun) dan  memahami al Asma’ al Husna (al-Mukmin, al-Azim, al-Hadi, al-Adlu dan al-Hakam).
Kompetensi Dasar:
1.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (innalillahi wa innailaihi rajiun).
1.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Mukmin, al-Azim, al-Hadi, al-Adlu dan al-Hakam)
Standar Kompetensi:
2.      Beriman kepada kitab-kitab Allah
Kompetensi Dasar:
2.1  Mengenal kitab-kitab Allah
Standar Kompetensi:
3.      Membiasakan akhlak terpuji
Kompetnsi Dasar:
3.1  Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari
3.2  Membiasakan sikap tabah dan sabar menghadapi cobaan melalui kisah Masithah
Standar Kompetensi:
4.      Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
4.1  Menghindari akhlak tercela melalui kisah Tsa’labah
Kelas IV Semester II
Standar Kompetensi:
5.      Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Assalamualaikum) dan al-Asma’ al-Husna (as-Salam, al-Mukmin, dan al-Latif)
Kompetensi Dasar:
5.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah Assalamualaikum.
5.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (as-Salam, al-Mukmin, dan al-Latif).
Standar Kompetensi:
6.      Beriman kepada Rasul-rasul Allah.
Kompetensi dasar:
6.1  Menghafal Rasul dan Nabi Allah.
Standar Kompetensi:
7.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi dasar:
7.1  Membiasakan berakhlaq Siddiq, Amanah, Tabligh, Fatanah dalam kehidupan sehari-hari.
Standar kompetensi:
8.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
8.1  Membiasakan akhlak terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari
8.2  Mencintai dan meneladani akhlak mulia lima Rasul Ulul azmi.
Standar Kompetensi:
9.         Menghindari akhlak tercela.
Kompetensi Dasar:
9.1  Menghindari sifat munafiq dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas V Semester I
Standar Kompetensi:
1.      Memahami kalimat tayyibah (Alhamdulillah dan Allahu akbar).
Kompetensi dasar:
1.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Alhamdulillah dan Allahu akbar)
1.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Wahhab, ar-Rozaq, al-Fattaah, asy-Syakur, dan al-Mughni)
Standar Kompetensi:
2.      Beriman kepada hari akhir (kiamat)
Kompetensi Dasar:
2.1  Mengenal adanya hari akhir (kiamat)
Standar kompetensi:
3.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi dasar:
3.1  Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
3.2  Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
Standar kompetensi:
4.      Menghindari akhlak tercela.
Kompetensi Dasar:
4.1  Menghindari sifat pesimis, bergantumng, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas V Semester II
Standar Kompetensi:
5.      Memahami kalimat tayyibah (Tarji’) dan al-Asma’ al-Husna (al-Muhyi, al-Mumiit, al-Baqii).
Kompetensi Dasar:
5.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Tarji’).
5.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Muhyi, al-Mumiit, al-Baqii).
Standar Kompetensi:
6.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
6.1  Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari.
6.2  Membiasakan akhlak yang baik dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.
Standar Kompetensi:
7.      Menghindari akhlak tercela.
Kompetensi Dasar:
7.1  Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qarun.
Kelas VI Semester I
Standar Kompetensi:
1.      Mengenal kalimat tayyibah (Astagfirullahal’azim) dan al-Asma’al- Husna (al-Qawwi, al-Hakim, al-Musawwir, dan al-Qadir).
Kompetensi Dasar:
1.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Astagfirullahal’azim).
1.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’al- Husna (al-Qawwi, al-Hakim, al-Musawwir, dan al-Qadir).
Standar Kompetensi:
2.      Beriman kepada taqdir Allah.
Kompetensi Dasar
2.2  Mengenal adanya Qada dan Qadar Allah (takdir)
Standar Kompetensi:
3.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar
3.1  Membiasakan sikap tanggung jawab, adil, dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Standar Kompetensi:
4.      Menghindari akhlak tercela.
Kompetensi Dasar:
4.1  Membiasakan diri untuk menghindari sifat marah, fasik, dan murtad.
Kelas VI Semester II
Standar Kompetensi:
5.      Mengenal kalimat tayyibah (taubat) dan al-asma’ al-husna (al-Ghafuur, al-Afuwwu, as-Sabuur, al-Halim)
Kompetensi Dasar
5.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (taubat)
5.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Ghafuur, al-Afuwwu, as-Sabuur, al-Halim)
Standar kompetensi:
6.      Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
6.1  Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari
melalui kisah Nabi Ayub a.s. dan kisah Nabi Adam a.s.
Standar Kompetensi:
7.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
7.1  Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari.














BAB II
LANDASAN TEORI

A.       Kelas IV Semester I
Standar Kompetensi:
1.   Memahami kalimat tayyibah (innalillahi wa innailaihi rajiun) dan  memahami al asma’ al husna (al-Mukmin, al-Azim, al-Hadi, al-Adlu dan al-Hakam).
Kompetensi Dasar:
1.1     Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Innalillahi wa Innailaihi rajiun).
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya: “ sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali”.
Ucapan istirja’ di sunahkan dibaca oleh kita apabila:
a.       Ditimpa suatu bencana karena mendengar ada saudara, tetangga atau orang lain yang meninggal.
b.      Ditimpa kecelakaan.
c.       Ditimpa sakit, kefakiran, kemarau panjang atau ketakutan.
d.      Ditimpa kehilangan sesuatu harta atau barang.
e.       Ketika menghadapi kesukaran.
f.       Ada orang yang menganiaya kepada kita baik melukai badan atau menyakiti hati.
1.2     Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’al-Husna (al-Mukmin, al-Azim,  al-Hadi, al-Adlu dan al-Hakam).
a.       Al-Mukmin adalah Maha Pemberi Rasa Aman, maksudnya Allah lah pemberi rasa aman kepada setiap makhluk-Nya.
b.      Al-Azim artinya Maha Agung, maksudnya bahwa keagungan Allah atas makhluk-Nya  tidak pernah terbatas.
c.       Al-Hadi yang artinya Maha Pemberi Petunjuk yang benar atau Maha Pemberi Hidayah kepada orang-orang mukmin.
d.      Al-Adlu artinya Allah SWT mempunyai nama dan sifat Adil.
e.       Al-Hakim adalah Mahabijaksana. Bijaksana terhadap seluruh makhluk-Nya.
Standar Kompetensi:
2.   Beriman kepada kitab-kitab Allah.
Kompetensi Dasar:
2.1     Mengenal kitab-kitab Allah.
Dalam al-Qur’an disebutkan ada empat kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para Nabi, diantaranya adalah:
a.       Kitab Taurat diturunka kepada Nabi Musa a.s.
b.      Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s.
c.       Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s.
d.      Kitab al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Standar Kompetensi:
3.   Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
3.1     Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Sikap Hormat
Menghormati dan menghargai orang lain termasuk ajaran kesopanan dan kesusilaan yang utama dalam Islam. Setiap muslim hendaklah saling menghormati didalam pergaulan baik pergaulan di rumah maupun dengan tetangga, dan bahkan sebangsa dan senegara.
b.      Sikap Patuh
   Patuh adalah taat terhadap aturan, yaitu selalu melaksanakan aturan-aturan yang ada. Allah SWT telah mengatur hidup manusia supaya manusia senantiasa hidup dalam jalan yang benar. Taat dalam Islam bermakna patuh. Maksutnya ialah mengerjakan suatu perbuatan atas kemauan sendiri, bukan didasari dengan keterpaksaan.
Adapun ciri-ciri ketaatan seseorang kepada Allah akan tampak pada kesalehannya, diantarannya adalah sebagai berikut:
Mendirikan salat lima waktu sehari semalam dengan keikhlasan hati.
1)                              Membayar zakat atau sebagian rezkenya dijalan Allah.
2)      Berpuasa di bulan Ramadhan.
3)      Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya.
4)      Berbuat baik dan berbakti kepada orang tua.
5)      Menjaga sopan santun ketika berbicara.
6)      Jujur memegang amanah yang diberikan.
7)      Sabar ketika ditimpa musibah, dan bersyukur ketika mendapat anugerah rezeki.
8)      Selalu berkalimah tayyibah dan tidak berkata-kata kotor.
9)      Selalu berbuat dan beramal shaleh.
10)  Saling menasehati dalam kebaikan.
3.2     Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan (kisah Mashitah).
Beberapa hal yang bisa diambil sebagai teladan bagi kita dari kisah mashitah antara lain:
1)      Menanamkan keyakinan yang kuat dalam hati sehingga tidak tergoyahkan oleh gemerlapnya hidup di dunia.
2)      Tidak menukar akidah atau keyakinan karena takut dengan ancaman.
3)      Tetap bersabar menerima cobaan hidup.
4)      Benar dan jujur dalam setiap tindakan walaupun harus nyawa jadi taruhannya.
5)      Tidak takut mati, walaupun itu sudah didepan mata.
6)      Tetap yakin akan kasih sayang dan rhmat Allah yang telah dijanjikan bagi orang-orang yang beriman.
7)      Jangan lupa berdoalah kepada allah SWT agar Allah tidak memberikan beban berat diluar kesanggupan kita untuk menanggungnya.
Standar Kompetensi:
4.   Menghindari akhlak tercela.
Kompetensi Dasar:
4.1     Menghindari akhlak tercela melalui kisah Tsa’labah.
Dari kisah Tsa’labah, tentunya kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga, dan tentunya kita tidak mau meniru akhlak tercela Tsa’labah. Tsa’labah adalah orang yang sangat merugi disisi Allah SWT. ia adalah orang yang tidak bersyukur dan kikir akan rezeki yang Allah limpahkan kepadanya. Ia terlena dengan kekayaan yang Allah berikan kepadannya hingga ia lupa untuk beramal baik seperti salat berjama’ah dan membayar zakat. Ternyata, harta yang dimilikinya telah menjerumuskannya kepada kesesatan. Perilaku Tsa’labah ini tentu sangat dimurkai Allah SWT.  
Kelas IV Semester II
Standar Kompetensi :
5        Memahami kalimat tayyibah (Assalamualaikum) dan al asma’ al-Husna (as-Salaam, al-Mukmin, dan al-Latif)
Kompetensi Dasar:
5.1     Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Assalamualaikum)
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
Artinya: “ Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan, rahmat dan berkah-Nya kepadamu ”
5.2     Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (as-Salaam, al-Mukmin, dan al-Latif).
a.       As-Salam (As-Salam artinya Allah Maha Sejahtera).
b.      Al-Mukmin (Al-Mukmin adalah sifat Allah yang berarti Maha Pemberi Rasa Aman).
c.       Al-Latif (Al-Latif artinya Maha Luas).
Standar Kompetensi:
6.      Beriman kepada Rasul-rasul Allah.
Kompetensi Dasar:
6.1     Menghafal Rasul dan Nabi Allah.
Adapun jumlah Nabi dan Rasul yang wajib diimani adalah 25 orang, yaitu:
            1. Adam a.s.                11. Yusuf a.s.                          21. Ilyasa a.s.
            2. Idris a.s.                  12. Ayub a.s.                           22. Zakaria  a.s.
            3. Nuh a.s.                   13. Zulkifli a.s.                        23. Yahya a.s.
            4. Hud a.s.                   14. Syu’aib a.s.                        24. Isa as.
            5. Salih a.s.                  15. Yunus as.                          25. Muhammad SAW.
            6. Ibrahim a.s.             16. Musa a.s.
            7. Luth a.s.                  17. Harun a.s. 
            8. Ismail a.s.                18. Daud a.s.
            9. Ishaq a.s.                 19. Sulaiman a.s.
            10.Ya’kub a.s.             20. Ilyas a.s.
Standar Kompetensi:
7.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
7.1 Membiasakan berakhlak Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fatanah dalam kehidupan sehari-hari.
a. Siddiq (Siddiq artinya jujur)
b. Amanah (Amanah artinya dapat dipercaya dalam berbagai hal)
c. Tabligh (Tabligh adalah artinya menyampaikan)
d. Fatanah (Fathanah artinya cerdas, pintar, dan cakap).
Salah satu ciri kecintaan kepada Nabi dan Rasul adalah mengikuti dan mencontoh sifat-sifat dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
1)   Amanah terhadap milik orang lain.
2)   Siddiq pada setiap perbuatan.
3)   Cerdas dalam bersikap dan bersahabat.
4)   Menyampaikan kata-kata dengan baik   
Standar Kompetensi:
8.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
8.1  Membiasakan akhlak terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari
Islam mengajarkan agar kita pandai dalam memilih teman. Adapun baik dijadikan teman adalah yang memiliki sifat-sifat terpuji, diantaranya memiliki perilaku yang baik, baik ucapan maupun perbuatannya; rela berkorban dan saling tolong menolong dalam melaksanakan kebaikan; saling membantu tatkala susah; mau mengingatkan serta menegur ketika orang lain berbuat salah dalam dosa dan tidak mementingkan dirinya sendiri.  
8.2  Mencintai dan meneladani akhlak mulia lima rasul ulul azmi
Ulul azmi artinya rasul yang mempunyai ketabahan, keuletan, dan keteguhan hati yang luar biasa dalam melaksanakan tugas kerasulannya.
Adapun yang termasuk rasul ulul azmi ada lima orang, yaitu Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi a.s., dan Nabi Muhammad SAW.
Ujian yang kita hadapi tidaklah sebanding dengan yang dihadapi oleh para rasul ulul azmi. Mereka menjalani ujian dan cobaan itu dengan penuh kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati. para rasul ulul azmi memiliki perilaku terpuji tersebut karena keimanannya yang kuat. Selain itu, mereka meyakini bahwa ujian yang diberikan Allah SWT adalah bentuk kasih sayang-Nya.
Oleh karena itu kita patut meniru kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati para rasul ulul azmi dalam menghadapi cobaan.
Standar Kompetensi:
9.      Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
9.1  Menghindari sifat munafik dalam kehidupan sehari-hari
Sifat munafik adalah sifat yang paling dibenci oleh Allah SWT. orang munafik diistilahkan dengan orang yang bermuka dua, yaitu orang yang berpura-pura percaya dan setia kepada agama Islam padahal hatinya menolak dan mengingkarinya.
Hadits Nabi Muhammad SAW:
عن ابي هريرة رضي الله عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : اية المنا فق ثلاث : اذا حدث كذب و اذا وعد   اخلف واذا اؤتمن خان.  (رواه البخارى و مسلم) 
Artinya: “Dari Abi hurairah r.a. berkata, dari muhammad Saw bersabda: tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata suka bohong, apabila berjanji suka menyalahi, dan apabila diberi amanat suka berkhianat”. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Adapun bahaya dari sifat munafik antara lain:
a.       Tidak mau menerima kebenaran dan jauh dari hidayah Allah.
b.      Semakin bertambah penyakit hati pada dirinya.
c.       Bagi mereka diancam dengan azab Allah yang paling berat.
d.      Orang munafik selalu menjadi penghasut bagi orang lain.
e.       Membuat kerusakan dimuka bumi. [1]
Kelas V semester I
Standar Kompetensi:
1. Memahami kalimat tayyibah (Alhamdulillah dan Allahu akbar)
Kompetensi Dasar:
1.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Alhamdulillah dan Allahu akbar)
a.    Alhamdulillah
Sebagai orang yang beriman kita harus bersyukur kepada Allah SWT. nikmat yang telah di berikan Allah kepada kita banyak sekali, karena banyaknya nikmat yang telah Allah berikan, wajar sekali kalau Allah SWT meminta kita untuk bersyukur kepadanya dengan cara mengucap “Alhamdulillah”.
b.   Allahu Akbar
Kata “Allahu Akbar” adalah kata yang paling sering kita ucapkan ketika sedang shalat. Ucapan ini sebagai tanda pengagungan kepada Allah SWT yang Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Besar. Perhatikan saja artinya : “Allah Maha Besar”.
1.2        Mengenal Allah melalui sifat-sifat allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Wahhab, ar-Razaq, al-Fattah, asy-Syakuur dan al-Mugni)
a.       Al-Wahhab (Allah mempunyai sifat Al-Wahhab yang berarti Maha Pemberi)
b.      Ar-Razzaaq (Ar-Razzaaq berarti Maha Pemberi Rizki)
c.       Al-Mugni (Al-Mugni berarti yang Memberi Kekayaan)
d.      Al-Fattaah (Al-Fattaah berarti Maha Pembuka)
e.       Asy-Syakuur (Asy-Syakuur artinya Maha Mensyukuri).
Standar Kompetensi :
2.   Beriman kepada hari akhir (kiamat)
Kompetensi Dasar:
2.1        Mengenal adanya hari akhir (kiamat)
a.       Hari Akhir
Hari Akhir adalah hari berakhirnya seluruh kehidupan makhluk di dunia ini. Beriman kepada hari akhir berarti meyakini adanya kehidupan yang abadi setelah hancurnya alam semesta ini. Hari akhir atau kiamat memiliki banyak nama, antara lain:
1)      Yaumul Qiyamah : hari kebangkitan.
2)             Assa’ah              : Waktu.
3)            Yaumul Akhir      : Hari akhir.
4)            Yaumuddin          : Hari akhir (agama).
5)            Yaumul Fasli       : Hari keputusan.
6)            Yaumul Hisab      : Hari perhitungan.
7)            Yaumul Fathi       : Hari pengadilan.
8)            Yaumuth Fhalaq   : Hari perpisahan.
9)            Yaumul Fam’i      : Hari pengumpulan.
10)        Yaumul Hulud      : Hari kekekalan.
11)        Yaumul Huruj      : Hari keluar.
12)        Yaumul Ba’tsi      : Hari kebangkitan.
13)        Yaumul Hasrah    : Hari penyesalan.
14)        Yaumuttanad       : Hari pemanggilan.
15)        Yaumul Azifah    : Hari mendekat.
16)        Yaumuttaghobun : Hari terbukanya aib.
17)        Al-Qari’ah            : Bencana yang menggetarkan.
18)        Al-Ghasiyah         : Bencana yang tak tertahankan.
19)        Ash-Shakhah       : Bencana yang memilukan.
20)        Ath-Thammah     : Bencana yang melanda.
21)        Al-Haqqah          : Kebenaran besar.
22)        Al-Waqiah          : Peristiwa besar
Standar Kompetensi:
3.   Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
3.1        Membiasakan sifat optimis, qanaah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Optimis
Optimis adalah sikap yang menunjukkan suatu harapan yang besar terhadap usaha yang di lakukan.
Dalam Contoh sikap optimis dapat terlihat dalam sikap berikut. Seorang siswa yang telah mempersiapkandiri dengan baik untuk menghadapi ulangan harian, akan merasa optimis bahwa dirinya dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan.
b.      Qanaah
Qanaah adalah sikap merasa cukup atau rela atas apa yang diperoleh. Orang yang Qanaah akan menjauhkan diri dari sikap merasa tidak puas.
Contoh sikap qanaah dapat terlihat dalam sikap berikut. Pak Dedi menghidupi keluarganya dengan berjualan bubur ayam. Profesi itu telah pak Dedi jalani selama belasan tahun. Setiap hari pak Dedi bangun pukul tiga pagi untuk memasak bubur dan mempersiapkan bumbunya. Setelah matang, pak Dedi berkeliling menjualnya. Pak Dedi tidak pernah mengeluh. Pak Dedi merasa bangga dengan profesinya.
c.       Tawakkal
  Tawakkal adalah sikap yang menunjukkan kepasrahan atau berserah diri kepada Allah SWT atas apa yang akan menjadi ketentuan-Nya.
Contoh sikap ketawakkalan yang bisa kita praktekkan adalah ketika menghadapi ulangan harian di sekolah. Setelah kita mempersiapkan diri dengan segala bahan yang akan diujikan hadapilah ulangan tersebut dengan penuh ketawakkalan. Maksutnya kita kerjakan ulangan dengan optimal kemudian menyerahkannya kepada Allah.
d.      Adab Ketika Di Masjid
Berikut ini adab-adab ketika hendak ke masjid:
1)      Hendaklah ketika keluar dari rumah menuju masjid mendahulukan kakinya yang kanan sambil membaca do’a berikut:
بسم الله توكلت على الله لا حولاولاقوةالابالله
Artinya:
“Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan bagiku kecuali berkat pertolongan Allah”.
2)      Ketika pergi ke masjid hendaknya berjalan dengan tenang.
3)      Hendaknya ketika sampai di masjid mendahulukan kaki yang kanan.
4)      Ketika masuk hendaknya melaksanakan salat tahiyyatul masjid.
5)      Ketika keluar dari masjid, hendaknya mendahulukan kakinya yang kiri.
e.       Adab di tempat umum
Ketika berada di tempat umum seperti pasar, sekolah, jalan raya, kita pun harus menjaga perilaku yang baik. Berikut ini adalah beberapa adab yang dapat diteladani, ketika berada di tempat umum:
1)      Menyingkirkan gangguan yang ada di jalan.
2)      Berjalanlah dengan tenang, tidak cepat, maupun lambat.
3)      Menundukkan pandangan mata dan menghindari bercampur-baur dan berdesak-desakan dengan lawan jenis.
4)      Menjaga kebersihan di tempat umum.
5)      Mengucapkan dan menjawab salam kepada orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
6)      Member petunjuk kepada orang yang tersesat (salah jalan)
7)      Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk lewat.
Standar Kompetensi:
4.      Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
4.1  Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Pesimis
   Pesimis adalah suatu sikap ragu akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu urusan. Orang yang berjiwa pesimis akan memiliki sikap buruk lainnya, seperti:
1)      Keragu-raguan yang tak kunjung hilang
2)      Tidak memiliki semangat dalam mengerjakan sesuatu
3)      Hati selalu risau dan tidak tenang
4)      Berburuk sangka kepada sesama manusia
5)      Minder.
b.      Bergantung
Bergantung adalah salah satu perilaku tercela yang tidak boleh diteladani. Bergantung adalah tidak mempercayai kemampuan diri sendiri sehingga mengandalkan bantuan orang lain.
c.       Serakah
Serakah artinya merasa tidak puas dengn keadaannya, sehingga hendak memiliki lebih dari yang dimiliki. Sikap serakah menyebabkan orang menjadi egois. Egois adalah mementingkan diri sendiri.
d.      Putus asa
Putus asa adalah hilangnya kemauan dan harapan. Putus asa menjadikan diri seseorang lesu dan tidak bersemangat.
Kelas V Semester II
Standar Kompetensi:
5.      Memahami kalimat tayyibah (Tarji’) dan al-Asma’ al-Husna (al-Muhyi, al-Mumit, al-Baqii)
Kompetensi Dasar:
5.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Tarji)
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya: “sesungguhnya kami milik allah dan kepada-Nyalah kami kembali”
Kalimat tarji’ ini sering diucapkan disaat ketika musibah; misalnya terjatuh, kecelakaan, meninggal dunia.
5.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna  (al-Muhyi, al-Mumit, al-Baqii)
a.       Al-Muhyi (Al-Muhyi adalah salah satu Al-Asma’ Al-Husna yang mempunyai arti Maha Menghidupkan)
b.      Al-Mumiit (Al-Mumiit berarti Allah yang Maha Mematikan)
c.       Al-Baaqi (Allah SWT bersifat Al-Baaqi yang berarti Maha Kekal).
Standar Kompetensi:
6.      Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
6.1     Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari
a.    Teguh Pendirian
Teguh Pendirian dalam islam disebut Istiqamah. Teguh pendirian secara bahasa berarti tetap, lurus, dan tidak berbelok-belok.
b.Dermawan
Dermawan adalah orang yang suka memberi bantuan kepada orang lain yang sedang membutuhkannya.
6.2        Membiasakan akhlak yang baik dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat
        Berikut ini adalah adab-adab yang baik dilakukan dalam hidup bertetangga:
a.       Menghormati tetangga dan berperilaku baik terhadap mereka
b.      Tidak membuat bangunan yang mengganggu tetangga kita
c.       Hendaknya memelihara hak-haknya disaat mereka tidak di rumah
d.      Tidak mengganggu mereka
e.       Memberikan nasihat dan saran kepada tetangga
f.       Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita
g.      Hendaknya turut bersuka cita saat mereka berbahagia dan berduka cita saat mereka berduka
h.      Hendaknya tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka
i.        Hendaknya kita sabar atas perilaku mereka yang kurang baik.
Standar Kompetensi:
7.      Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar :
7.1  Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qarun
a.       Kisah Qarun
Qarun adalah orang yang serakah dan kikir. Hartanya yang begitu banyak tidak pernah disyukuri sebagai nikmat Allah. Dan Qarun mendapat kan azab Allah dari sifat serakah dan kikirnya. Gempa bumi yang dahsyat membenamkan diri dan seluruh hartanya.
b.      Menghindari sifat kikir dan serakah
Sebagai orang yang beriman kita harus menghindari sifat serakah dan kikir. Kita harus membiasakan untuk bersikap pemurah dan penyantun.[2]
Kelas VI Semester I
Standar Kompetensi:
1.      Mengenal kalimat tayyibah (astaghfirullahal’azim) dan al-Asma’ al-Husna (al-Qowwiy, al-Hakim, al-Mushowwir, dan al-Qodir)
Kompetensi Dasar:
1.1.      Mengenal Allah melalui kalimat thoyyibah (astaghfirullahal’azim)
استغفروالله العظيم
Astaghfirullahal’azim artinya memohon ampunan kepada allah yang Mahaagung dari segala macam kesalahan dan kekhilafan yang telah kita lakukan.
1.2        Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Qowwiy, al-Hakim, al-Mushowwir, dan al-Qodir).
a.       Al-Qawwiy (Al-Qawwiy (Mahakuat) artinya Allah mempunyai kekuatan)
b.      Al-Hakim (Al-Hakim artinya Allah Mahabijaksana)
c.       Al-Mushawwir (Al-Mushawwir artinya Allah Maha Membentuk)
d.       Al-Qadir (Al-Qadir artinya Allah Maha Berkuasa).
Standar Kompetensi:
2.         Beriman kepada taqdir Allah
Kompetensi Dasar:
2.1.   Mengenal adanya Qada dan Qadar Allah (takdir)
a.       Qada dan Qadar
Qada artinya ketetapan Allah yang berlaku atas seluruh makhluk-Nya. Qadar adalah ukuran, sifat, atau kemampuan yang telah Allah tetapkan pada setiap ciptaanNya.
Kita wajib beriman kepada qada dan qadar, artinya kita yakin sepenuhnya bahwa setiap yang terjadi dan menimpa diri kita pada dasarnya merupakan kehendak Allah yang telah ditetapkan sebelumnya atas diri kita.
Standar Kompertensi:
3.         Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
3.1.      Membiasakan sifat tanggung jawab, adil, dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari
a.       Tanggung Jawab
Ciri orang yang mempunyai tanggung jawab ialah segala perbuatannya tidak menyimpang dari kebaikan dan kebenaran. Tindak tanduknya selalu berhati-hati dan hemat cermat. Tidak ceroboh dan tergesa-gesa.
b.   Adil
Adil berarti selalu menjalankan kebenaran dalam segala tindakan. Tidak keluar dari garis kebenaran itu sedikit juga.

c.       Bijaksana
Bijaksana adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya serta mampu menilai sesuatu sesuai dengan harganya.
Standar Kompetensi:
4.      Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
4.1.            Membiasakan diri untuk mnghindari sifat marah, fasik, murtad
a.       Marah
      Ajaran islam membagi marah kepada dua bagian yaitu marah yang tercela dan sikap marah yang terpuji. Marah yang tercela adalah sifat marah yang berlebih-lebihan dam bukan pada tempatnya dan tidak sanggup mengendalikan dirinya sendiri. Sedangkan marah yang terpuji adalah marah yang sederhana, yakni marah pada tempatnya sesuai dengan situasi serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan agama serta kebiasaan masyarakat itu sendiri, juga tidak mendatangkan bahaya bagi orang yang marah dan orang yang dimarahi.
b.      Fasik
Fasik  berasal dari kata fasaqa yang berarti keluar dari jalan yang haq dan kebenaran. Artinya orang yang fasik akan meninggalkan segala aturan yang telah ditetapkan oleh Allah berupa jalan kebenaran menuju jalan kesesatan dan perbuatan dosa.
c.       Murtad
Murtad adalah keluarnya seorang muslim dari agama islam dan pindah memeluk agama yang lain.
Kelas VI Semester II
Setandar Kompetensi:
5.      Mengenal kalimat tayyibah (taubat) al-Asma’ al-Husna (al-Ghofur, al-Afuwwu, as-Sabuur, dan al-Halim).
Kompetensi Dasar:
5.1  Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Taubat).
Taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang lebih baik. Dengan istighfar dan taubat, Allah akan membukakan pintu-pintu rezeki dan keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.
5.2  Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Ghofur, al-Afuwwu, as-Sabuur, dan al-Halim).
a.    Al-Ghafuur (al-ghafuur berarti Allah Maha Pengampun).
b.   Al-Afuwwu (Al-afuwwu berarti Allah Maha Pemberi maaf).
c.    As-Sabuur (As-Sabuur berarti Allah Maha Penyabar).
d.   Al-Halim (Al-Halim berarti Allah Maha Penyantun).
Standar Kompetensi:
6.      Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
6.1  Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub a.s. dan kisah Nabi Adam a.s. .
Dapat diambil hikmah dari kisah Nabi Ayyub a.s. yang dimilikinya yakni sabar yang berarti suatu kekuatan, daya positif, yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban.
Sifat taubat melalui kisah Nabi Adam a.s. beliau serta Hawa yang tergoda oleh bujukan setan sehingga ia mendapat hukuman ancaman pengusiran dari Allah SWT. Dan diturunkanlah Adam dan Hawa ke bumi dengan menghadapi cara hidup baru yang jauh berbeda dengan hidup di surga. Taubat merupakan titik awal bagi seseorang yang ingin mengganti perilaku-perilaku lamanya yang tercela dengan perilaku-perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.
Standar Kompetensi:
7.      Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
7.1  Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari
Sifat terpuji kita terhadap binatang:
a.    Memberi makan dan minum
b.   Menyembelih dengan pisau tajam
c.    Tidak menyiksa dengan cara apapun
d.   Tidak mempermainkan binatang
e.    Tidak menyusahkannya dengan cara apapun
f.    Jangan membebani terlalu berat
g.   Dilarang memberikan tanda pada bagian tubuh binatang.
h.   Dilarang merusak dan memusnahkan hewan bukan untuk dimanfaatkan.[3]







BAB III
PEMBAHASAN

Dari landasan teori mata pelajaran Akidah Akhalak pada Madrasah Ibtidaiyah kelas IV, V, dan VI yang telah kami jelaskan diatas, kami dapat menganalisis dan menghasilkan beberapa analisis yang meliputi:
a.      Pendekatan Pembelajaran
Dalam pembahasan di atas disebutkan bahwa struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah kegiatan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak  pada kelas IV sampai VI kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Pada standar kompetensi mata pelajaran Akidah Akhlak  pada kelas IV sampai VI peserta didik ditekankan untuk:
1)      Mengenal dan memahami beberapa kalimat tayyibah.
2)      Mengenal dan memahami al-Asma’ al-Husna.
3)      Membiasakan akhlak terpuji.
4)      Menghindari akhlak tercela.
b.      Perbandingan SK-KD
Pada dasarnya perbandingan Standar kompetensi dan Kompetensi dasar pada mata pelajaran Akidah Akhalak pada Madrasah Ibtidaiyah kelas IV, V, dan VI dengan buku yang kami jadikan acuan sudah sesuai, namun ada beberapa pengulangan yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan SK-KD yang akan datang.
c.       Aspek Materi
Dalam Standar Kompetensi kelas IV dan V kami temukan pengulangan berupa materi kalimat tayyibah  (Tarji’), maka sebaiknya kalimat tayyibah pada salah satu kelas diganti, misalnya pada kelas IV diberikan pembahasan  kalimah tayyibah yang lain, seperti kalimat tayyibah (subhanallah atau masyaallah).
Dalam buku yang kami jadikan acuan, di kelas VI semester I kami menemukan ketidak sesuaian antara Kompetensi dasar dengan materi yang ada didalamnya, yaitu didalam KD menjelaskan bahwa mengenal Allah melalui sifat-sifat  Allah yang terkandunng dalam al-Asma’ al-Husna (al-Wahhab, ar-Razzaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan al-Mughni), sedangkan dalam materi pelajaran al-Asma’ al-Husna disebutkan al-Wahhab, ar-Razzaq, al-Mughni, al-Fattaah, dan asy-Syakuur.
Kemudian pada kelas VI terdapat kerancauan pembahasan materi yaitu pada KD semester I: Mengenal kalimat tayyibah Astaghfirullahal’aziim dan KD semester II: Mengenal kalimat tayyibah taubat (Astaghfirullahal’aziim). Sebaiknya dalam pembahasan ini diperjelas, ataupun salah satunya diganti dengan kalimat tayyibah hauqalah  (Laahaula walaquwwata illa billahil’aliyyil ‘aziim).




















BAB IV
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mampu menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Mata pelajaran Aqidah Akhlak  pada Madrasah Ibtidaiyah berfungsi antara lain:
1.   Menumbuhkembangkan akidah melalui pengajaran, pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
2.   Mewujudkan manusia yang berakhlak mulia untuk mengembangkan nilai-nilai akidah Islam.
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IV, V, dan VI di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1.   Aspek akidah (keimanan) meliputi: Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah, al-Asma’ al-Husna serta beriman kepada Kitab-kitab Allah, rasul-rasul-Nya, dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah.
2.   Aspek akhlak meliputi: Membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela.
3.   Aspek kisah teladan meliputi: Kisah Tsa’labah, Masithoh, Rasul Ulul Azmi, Qarun, Nabi Adam a.s., Nabi Ayub a.s.









B.     Saran
1.                                 Bagi pemakalah
Hendaknya pemakalah dapat mengkaji ulang apa yang telah disajikan, agar lebih menambah pemahaman dan kreatifitas dalam mengembangkan materi Aqidah Akhlak kelas IV, V, dan VI Madrasah Ibtidaiyyah.
2.                                 Bagi pembaca
Hendaknya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca  mengenai materi Aqidah Akhlak kelas IV, V, dan VI, kemudian dapat memahami serta mempraktekkan atas teori-teori yang telah disajikan oleh pemakalah, dan dapat memberikan kritikan sebagai bahan koreksi dan pertimbangan.



















DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
Koswara, Saepudin Asep, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas 4, Bandung: Angkasa, 2008
Koswara, Saepudin Asep, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas 5, Bandung: Angkasa, 2008
Koswara, Saepudin Asep. Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas 6, Bandung: Angkasa, 2008





[1] Asep Saepudin Koswara, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas IV, (Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 3-103.
[2] Asep Saepudin Koswara, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas V, (Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 3-89.
[3] Asep Saepudin Koswara, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas VI, (Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 3-114.

1 komentar:

AHMAD FAISAL said...

terima kasih atas postingannya akhi..

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Zudi Pranata. Powered by Blogger.
 
;